BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah
sebagai makhluk individu dan makhluk sosial dalam hubungannya dengan manusia
sebagai makhluk sosial, terkandung suatu maksud bahwa manusia bagaimanapun juga
tidak dapat terlepas dari individu yang lain. Secara kodrat manusia akan selalu
hidup bersama. Hidup bersama antar manusia berlangsung dalam berbagai bentuk
komunikasi dan situasi yang mempengaruhinya.
Komunikasi
dapat terjadi pada siapa saja, baik antar guru dengan muridnya. Orang tua
dengan anaknya, pimpinan dengan bawahannya, antara sesama karyawan dan lain
sebagainya. Melakukan komunikasi merupakan bagian terpenting dari semua
aktivitas, agar timbul pengertian dalam menyelesaikan tugas masing-masing.
Pada dasarnya
komunikasi tidak hanya berupa memberitahukan dan mendengarkan saja. Komunikasi
harus mengandung pembagian ide, pikiran, fakta atau pendapat. Adapun komunikasi
terdiri dari enam jenis, dan salah satunya adalah komunikasi antar pribadi.
Agar komunikasi
antar pribadi itu dapat berlangsung dengan baik, terlebih dahulu kita harus
memahami beberapa hal tentang komunikasi antar pribadi, seperti pengertian,
karakteristik, tujuan, dan lain sebagainya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah komunikasi antar
pribadi itu ?
2. Apa saja karakteristik
komunikasi antar pribadi ?
3. Apa tujuan dari komunikasi
antar pribadi ?
4. Apa saja factor yang
mempengaruhi komunikasi antar pribadi ?
1.3 Tujuan penulisan
Makalah ini kami
buat dengan tujuan untuk medefinisikan berbagai hal mengenai komunikasi antar
pribadi yang menjelaskan berbagai hal dan pendapat tentang komunikasi antar
pribadi yang kami susun susun dalam bentuk makalah.
penulisan
makalah ini agar kita mengerti bagaimana yang di maksud dengan komunikasi antar
pribadi dan fungsi serta ciri-ciri komunikasi antar pribadi.
BAB
II
1. LANDASAN
TEORY
2.1 Pengertian dan Pendekatan Komunikasi Antar
Pribadi
Komunikasi
mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi
merupakan medium penting bagi pembentukan atau pengembangan pribadi untuk kontak
sosial. Melalui komunikasi seseorang tumbuh dan belajar, menemukan pribadi kita
dan orang lain, kita bergaul, bersahabat, bermusuhan, mencintai atau mengasihi
orang lain, membenci orang lain dan sebagainya.
Istilah
komunikasi atau dalam bahasa Inggris Communication berasal dari bahasa Latin
Communicatio, dan bersumber dari kata Communis yang berarti sama atau sama
makna.
Secara
sederhana komunikasi dapat dirumuskan sebagai proses pengoperan isi pesan
berupa lambang-Iambang dari komunikator kepada komunikan. Pengertian komunikasi
menurut Dale Yoder, dkk dalam Surakhmat (2006:17), Communication is the
interchange of information, ideas, attitudes, thoughts, and/or opinions.
Komunikasi adalah pertukaran informasi, ide, sikap, pikiran dan/atau pendapat.
Berangkat dari
definisi tersebut di atas, komunikasi berarti sama-sama membagi ide-ide.
Apabila seseorang berbicara dan temannya tidak mendengarkan dia, maka di sini
tidak ada pembagian dan tidak ada komunikasi. Apabila orang pertarna menulis
dalam bahasa Inggris dan orang kedua tidak dapat membaca bahasa Inggris, maka
tidak ada pembagian dan tidak ada komunikasi.
Pada dasarnya
komunikasi tidak hanya berupa memberitahukan dan mendengarkan saja. Komunikasi
harus mengandung pembagian ide, pikiran, fakta atau pendapat
Ahli-ahli ilmu
Jiwa juga menaruh perhatian terhadap komunikasi, Mereka menekankan
masalah-masalah kemanusiaan yang terjadi dalam proses komunikasi tentang
memprakarsai, menyampaikan, dan menerima informasi. Mereka juga memusatkan
perhatian pada pengenalan rintangan-rintangan yang terhadap komunikasi yang
baik, khususnya rintangan-rintangan yang bersangkutan dengan hubungan antar
perseorangan dari orang-orang.
Secara umum
komunikasi antar pribadi (KAP) dapat diartikan sebagai suatu proses pertukaran
makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi. Komunikasi terjadi secara
tatap muka (face to face) antara dua individu. KAP adalah komunikasi yang
berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara
terorganisasi maupun pada kerumunan orang (Wiryanto, 2004).
Dalam pengertian tersebut
mengandung 3 aspek:
1. Pengertian proses, yaitu
mengacu pada perubahan dan tindakan yang berlangsung terus menerus.
2. KAP merupakan suatu
pertukaran, yaitu tindakan menyampaikan dan menerima pesan secara timbal balik.
3. Mengandung makna, yaitu
sesuatu yang dipertukarkan dalam proses tersebut, adalah kesamaan pemahaman
diantara orang-orang yang berkomunikasi terhadap pesan-pesan yang digunakan
dalam proses komunikasi.
KAP berlangsung
antar dua individu, karenanya pemahaman komunikasi dan hubungan antar pribadi
menempatkan pemahaman mengenai komunikasi dalam proses psikologis. Setiap
individu dalam tindakan komunikasi memiliki pemahaman dan makna pribadi
terhadap setiap hubungan dimana dia terlibat di dalamnya.
Hal terpenting
dari aspek psikologis dalam komunikasi adalah asumsi bahwa diri pribadi
individu terletak dalam diri individu dan tidak mungkin diamati secara
langsung. Artinya dalam KAP pengamatan terhadap seseorang dilakukan melalui
perilakunya dengan mendasarkan pada persespsi si pengamat. Dengan demikian
aspek psikologis mencakup pengamatan pada dua dimensi, yaitu internal dan
eksternal. Namun kita mengetahui bahwa dimensi eksternal tidaklah selalu sama
dengan dimensi internalnya.
Fungsi psikologis
dari komunikasi adalah untuk menginterpretasikan tanda-tanda melalui tindakan
atau perilaku yang dapat diamati. Proses interpretasi ini setiap individu
berbeda. Karena setiap individu memiliki kepribadian yang berbeda, yang
terbentuk karena pengalaman yang berbeda pula.
Tiga pendekatan utama tentang
pemikiran KAP berdasarkan:
1. Komponen-komponen utama
Bittner (1985:10) menerangkan
KAP berlangsung, bila pengirim menyampaikan informasi berupa kata-kata kepada
penerima dengan menggunakan medium suara manusia (human voice).
2. Hubungan diadik
Hubungan diadik mengartikan KAP
sebagi komunikasi yang berlangsung antara dua orang yang mempunyai hubungan
mantap dan jelas. Untuk memahami perilaku seseorang, harus mengikutsertakan
paling tidak dua orang peserta dalam situasi bersama (Laing, Phillipson, dan
Lee (1991:117).
Trenholm dan Jensen (1995:26)
mendefinisikan KAP sebagai komunikasi antara dua orang yang berlangsung secara
tatap muka (komunikasi diadik).
Sifat komunikasi ini adalah :
(a) spontan dan informal;
(b) saling menerima feedback
secara maksimal;
(c) partisipan berperan
fleksibel.
Trenholm dan Jensen
(1995:227-228) mengatakan tipikal pola interaksi dalam keluarga menunjukkan
jaringan komunikasi.
3. Pengembangan
KAP dapat dilihat dari dua sisi
sebagai perkembangan dari komunikasi impersonal dan komunikasi pribadi atau
intim. Oleh karena itu, derajat KAP berpengaruh terhadap keluasan dan kedalaman
informasi sehingga merubah sikap.
2.2 KARAKTERISTIK/CIRI-CIRI
KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI
Berikut adalah karakteristik/ciri-ciri
KAP dari berbagai tokoh, diantaranya yaitu:
Menurut Judy C. Pearson
yang didasarkan pada aspek ( pengertian proses, suatu pertukaran, mengandung
makna) maka KAP memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. KAP dimulai dengan diri pribadi
(self). Berbagai persepsi komunikasi yang menyangkut pemaknaan berpusat pada
diri kita, artinya dipengaruhi oleh pengalaman dan pengamatan kita.
2. KAP bersifat transaksional.
Anggapan ini mengacu pada pihak-pihak yang berkomunikasi secara serempak dan
bersifat sejajar, menyampaikan dan menerima pesan.
3. KAP mencakup aspek-aspek isi
pesan dan hubungan antarpribadi. Artinya isi pesan dipengaruhi oleh hubungan
antar pihak yang berkomunikasi.
4. Komunikasi antarpribadi
mensyaratkan kedekatan fisik antar pihak yang berkomunikasi.
5. KAP melibatkan pihak-pihak
yang saling bergantung satu sama lainnya dalam proses komunikasi.
6. KAP tidak dapat diubah maupun
diulang. Jika kita salah mengucapkan sesuatu pada pasangan maka tidak dapat
diubah. Bisa memaafkan tapi tidak bisa melupakan atau menghapus yang sudah
dikatakan.
Menurut Barnlund (dikutip
dalam Alo Liliweri : 1991), ciri-ciri mengenali KAP sebagai berikut :
(a) bersifat spontan;
(b) tidak berstruktur;
(c) kebetulan;
(d) tidak mengejar tujuan yang
direncanakan;
(e) identitas kenggotaan tidak
jelas;
(f) terjadi sambil lalu.
Menurut Rogers ciri-ciri
KAP adalah :
(a) arus pesan dua arah;
(b) komteks komunikasi dua arah;
(c) tingkat umpan balik tinggi;
(d) kemampuan mengatasi
selektivitas tinggi;
(e) kecepatan jangkauan terhadap
khalayak relatif lambat;
(f) efek yang terjadi perubahan
sikap.
Liliweri (1997:13) dalam
Tamsil (2005:8) menyebutkan beberapa ciri komunikasi antarpribadi, yaitu:
(a) arus pesan dua arah;
(b) konteks komunikasi adalah
tatap muka;
(c) tingkat umpan balik yang
tinggi;
(d) kemampuan untuk mengatasi
tingkat selektivitas yang tinggi;
(e) kecepatan untuk menjangkau
sasaran yang besar sangat lamban;
(f) efek yang terjadi antara
lain perubahan sikap.
De Vito dalam Tamsil
(2005:30) mengemukakan bahwa ciri komunikasi antarpribadi yang efektif,
yaitu :
1. Keterbukaan (Opennes)
Sikap
keterbukaan paling tidak menunjuk pada dua aspek dalam komunikasi antarpribadi.
Pertama, kita harus terbuka pada orang lain yang berinteraksi dengan kita, yang
penting adalah adanya kemauan untuk membuka diri pada masalah-masalah yang
umum, agar orang lain mampu mengetahui pendapat, gagasan, atau pikiran kita
sehingga komunikasi akan mudah dilakukan.
Kedua, dari keterbukaan menunjuk
pada kemauan kita untuk memberikan tanggapan terhadap orang lain secara jujur
dan terus terang terhadap segala sesuatu yang dikatakannya.
2. Positif (Positiveness)
Memiliki perilaku positif yakni
berpikir positif terhadap diri sendiri dan orang lain.
3. Kesamaan (Equality)
Keefektifan komunikasi
antarpribadi juga ditentukan oleh kesamaan-kesamaan yang dimiliki pelakunya.
Seperti nilai, sikap, watak, perilaku, kebiasaan, pengalaman, dan sebagainya.
4. Empati (Empathy)
Empati adalah kemampuan
seseorang untuk menempatkan dirinya pada posisi atau peranan orang lain. dalam
arti bahwa seseorang secara emosional maupun intelektual mampu memahami apa
yang dirasakan dan dialami orang lain.
5. Dukungan (Supportiveness)
Komunikasi antarpribadi akan
efektif bila dalam diri seseorang ada perilaku supportif. Maksudnya satu dengan
yang lainnya saling memberikan dukungan terhadap pesan yang disampaikan.
2.3 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Sebagaimana telah disinggung di
atas bahwa komunikasi antarpribadi dimulai dari diri individu. Tampilan komunikasi
yang muncul dalam setiap kita berkomunikasi mencerminkan kepribadian dari
setiap individu yang berkomunikasi. Pemahaman terhadap proses pembentukan
keperibadian setiap pihak yang terlibat dalam komunikasi menjadi penting dan
mempengaruhi keberhasilan komunikasi. Dalam modul ini realita komunikasi
antarpribadi dianalogikan seperti fenomena gunung es (the communication
iceberg).
Analogi ini menjelaskan bahwa
ada berbagai hal yang mempengaruhi atau yang memberi kontribusi pada bagaimana
bentuk setiap tampilan komunikasi.
Gunung es yang tampak,
dianalogikan sebagai bentuk komunikasi yang teramati atau terlihat
(visible/observable aspect) yaitu:
1) Interactant, yaitu orang yang
terlibat dalam interaksi komunikasi seperti pembicara, penulis, pendengar,
pembaca dengan berbagai situasi yang berbeda.
2) Symbol. Terdiri dari symbols
(huruf, angka, kata-kata, tindakan) dan symbolic language (bahasa Indonesia,
bahasa Inggris, dll)
3) Media, saluran yang digunakan
dalam setiap situasi komunikasi.
Sedangkan bagian bawah gunung es
yang menjadi penyangga gunung es itu tidak tampak atau tidak teramati. Inilah
yang disebut sebagai invisible/unobservable aspect. Justru bagian inilah yang
penting. Walaupun tak tampak karena tertutup air, dia menyangga tampilan gunung
es yang muncul menyembul kepermukaan air. Tanpa itu gunung es tidak akan ada.
Demikian halnya dengan
komunikasi, di mana tampilan komunikasi yang teramati/tampak dipengaruhi oleh
berbagai faktor yang tidak terlihat, tapi terasa pengaruhnya, yaitu:
1) Meaning (makna).
Ketika simbol ada, maka makna
itu ada dan bagaimana cara menanggapinya. Intonasi suara, mimik muka,
kata-kata, gambar dsb. Merupakan simbol yang mewakili suatu makna. Misalnya
intonasi yang tinggi dimaknai dengan kemarahan, kata pohon mewakili tumbuhan
dsb.
2) Belajar (Learning).
Interpretasi makna terhadap
simbol muncul berdasarkan pola-pola komunikasi yang diasosiasikan pengalaman,
interpretasi muncul dari belajar yang diperoleh dari pengalaman. Interpretasi
muncul disegala tindakan mengikuti aturan yang diperoleh melalui pengalaman.
Pengalaman merupakan rangkaian
proses memahami pesan berdasarkan yang kita pelajari. Jadi makna yang kita
berikan merupakan hasil belajar.
Pola-pola atau perilaku
komunikasi kita tidak tergantung pada turunan/genetik, tapi makna dan informasi
merupakan hasil belajar terhadap simbol-simbol yang ada di lingkungannya.
Membaca, menulis, menghitung
adalah proses belajar dari lingkungan formal. Jadi, kemampuan kita
berkomunikasi merupakan hasil learning (belajar) dari lingkungan.
3) subyektivitas (Subjectivity).
Pengalaman setiap individu tidak
akan pernah benar-benar sama, sehingga individu dalam meng-encode (menyusun
atau merancang) dan men-decode (menerima dan mengartikan) pesan tidak ada yang
benar-benar sama. Interpretasi dari dua orang yang berbeda akan berbeda
terhadap objek yang sama.
4) Negosiasi (Negotiation).
Komunikasi merupakan pertukaran
symbol. Pihak-pihak yang berkomunikasi masing-masing mempunyai tujuan untuk
mempengaruhi orang lain. Dalam upaya itu terjadi negosiasi dalam pemilihan
simbol dan makna sehingga tercapai saling pengertian. Pertukaran simbol sama
dengan proses pertukaran makna. Masing-masing pihak harus menyesuaikan makna
satu sama lain.
5) Budaya (Culture).
Setiap individu adalah hasil
belajar dari dan dengan orang lain. Individu adalah partisipan dari kelompok,
organisasi dan anggota masyarakat. Melalui partisipasi berbagi simbol dengan
orang lain, kelompok, organisasi dan masyarakat. Simbol dan makna adalah bagian
dari lingkungan budaya yang kita terima dan kita adaptasi. Melalui komunikasi
budaya diciptakan, dipertahankan dan dirubah. Budaya menciptakan cara pandang
(point of view).
6) Berinteraksi tingkat dan
konteks (Interacting levels and context).
Komunikasi antar manusia
berlangsung dalam bermacam konteks dan tingkatan. Lingkup komunikasi setiap
individu sangat beragam mulai dari komunikasi antar pribadi, kelompok,
organisasi, dan massa.
7) self-reference.
Perilaku dan simbol-simbol yang
digunakan individu mencerminkan pengalaman yang dimilikinya, artinya sesuatu
yang kita katakan dan lakukan dan cara kita menginterpretasikan kata dan
tindakan orang adalah refleksi makna, pengalaman, kebutuhan dan harapan-harapan
kita.
8) Self reflexivity.
Kesadaran diri
(self-cosciousnes) merupakan keadaan dimana seseorang memandang dirinya sendiri
(cermin diri) sebagai bagian dari lingkungan. Inti dari proses komunikasi
adalah bagaimana pihak-pihak memandang dirinya sebagai bagian dari
lingkungannya dan itu berpengaruh pada komunikasi.
9) Inevitability.
Kita tidak mungkin tidak
berkomunikasi. Walaupun kita tidak melakukan apapun tetapi diam kita akan
tercermin dari nonverbal yang terlihat, dan itu mengungkap suatu makna
komunikasi.
Berbagai aspek yang dibahas di
atas menegaskan bahwa suatu proses komunikasi secara fisik terlihat sederhana,
padahal jika kita mellihat pola komunikasi yang terjadi itu menjelaskan kepada
kita sesuatu yang sangat kompleks. Jadi dapat disimpulkan di sini bahwa
komunikasi antarpribadi bukanlah sesuatu yang sederhana.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. KAP merupakan suatu
pertukaran, yaitu tindakan menyampaikan dan menerima pesan secara timbal balik.
2. Mengandung makna, yaitu
sesuatu yang dipertukarkan dalam proses tersebut, adalah kesamaan pemahaman
diantara orang-orang yang berkomunikasi terhadap pesan-pesan yang digunakan
dalam proses komunikasi.
3. KAP berlangsung antar dua
individu, karenanya pemahaman komunikasi dan hubungan antar pribadi menempatkan
pemahaman mengenai komunikasi dalam proses psikologis. Setiap individu dalam
tindakan komunikasi memiliki pemahaman dan makna pribadi terhadap setiap
hubungan dimana dia terlibat di dalamnya.
3.2 Saran
Komunikasi antar pribadi
bukanlah suatu yang sederhana, dan seorang komunikator harus memiliki kemampuan
yang memadai untuk dapat berkomunikasi, khususnya agar dapat melakukan
komunikasi dengan konseli agar dapat menyampaikan makna yan g sebenarnya dan
mampu mempengaruhi orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
1.
www.digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi.1/tmp/3028.html.
2. www.dodimawardi.wordpress.com/2009/04/19/komunikasi-efektif-antar-personal/
3.www.meiliemma.wordpress.com/2006/10/17/definisi-komunikasi-dan-tingkatan-proses-komunikasi/
4.
www.kawanlaba.wordpress.com/2008/04/15/41/
5.
www.lusa.web.id/komunikasi-antar-pribadi-interpersonal-communication/
6.
http://lutfifauzan.wordpress.com/2009/11/30/168/
No comments:
Post a Comment