Tuesday, July 7, 2015

2.2 Teori belajar sebelum abad ke-20


Teori belajar sebelum abad ke-20

Ada tiga teori yang terkenal, yaitu: (1) teori disiplin mental, (2) teori pengembangan alamiah (natural unfoldment) atau self-actualization, dan (3) teori  apersepsi.  Ketiga teori ini mempunyai satu ciri yang sama, yaitu teori-teori ini dikembangkan tanpa dilandasi eksperimen. Ini berarti bahwa dasar orientasinya ialah filosofi atau spekulatif (Dahar, 1988)

a.  Teori disiplin mental (Plato, Aristoteles)

            Teori ini menganggap bahwa dalam belajar, mental siswa didisiplinkan atau dilatih. Guru melatih para siswa, dan setiap hari diberi tes, dan para siswa yang belum pandai harus kembali sesudah jam sekolah untuk dilatih lagi

b.            Teori perkembangan alamiah (natral unfoldment)

            Menurut teori ini, anak akan berkembang secara alamiah. Pengembang teori ini adalah: Jean J. Roussseau (1712-1778); ahli pendidik Swiss Heinrich Pestalozzi (1746-1827);  ahli filsafat, pedidik dan penemu gerakan “Kindegarten” dari  Jerman Friedrich Froebel (1782-1852). Teori ini berlawanan dengan teori disiplin mental.

c. Teori apersepsi (Johan  Friedrich Herbart (1776-1841)

             Menurut teori ini, belajar merupakan suatu proses terasosiasinya gagasan-gagasan baru dengan gagasan-gagasan lama yang sudah membentuk pikiran (mind). Teori ini berlawanan dengan teor disiplin mental dan teori alamiah.

Monday, July 6, 2015

makalah pengertian dosa besar


PENGERTIAN DOSA

1.1 DOSA-DOSA BESAR
                Mengenai jumlah dosa-dosa besar ini, berdasarkan hadits terdapat tujuh macam dosa besar. Dan dari hadits yang lain pula tiga diantaranya adalah yang terbesar. Tetapi masih banyak hadits shohih yang membicarakan dosa-dosa besar ini lebih dari tujuh macam. Dalam hal ini. Rosululloh sendiri dalam setiap kesempatan hanya menyebut macam dosa yang dianggap relevan pada waktu itu. Dan beliau memang belum pernah merinci berbagai macam dosa dengan suatu pengertian yang membatasi.
                Terdapat satu hadits yang diriwayatkan oleh Abdulloh bin Abbas, ia menceritakan bahwa Rosululloh ditanya seseorang mengenai dosa-dosa besar : Apakah jumlahnya hanya tujuh macam ? Rosululloh menjawab : dosa-dosa besar itu berjumlah tujuh puluh macam (dalam riwayat lain disebutkan sampai tujuh ratus macam perbuatan yang dianggap dosa besar).
                Namun dalam kesempatan ini, penulis hanya menjelaskan sebagian dari dosa-dosa besar itu, diantaranya adalah :
1.            Syirik (menyekutukan Alloh)
2.            Durhaka kepada kedua orang tua
3.            Berkata bohong
4.            Sihir,
5.            membunuh jiwa yang diharamkam Alloh (membunuhnya) kecuali dengan cara yang benar,
6.            makan riba',
7.            memakan harta  anak yatim,
8.            lari dari medan pertempuran,
9.            menuduh zina pada perempuan mukmin yang baik-baik yang terhindar dari zina

1.2Pengertian Riba
Riba secara bahasa bermakna; ziyadah (tambahan). Dalam pengertian lain, secara linguistik riba juga berarti tumbuh dan membesar.[1][1] Menurut istilah teknis, riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara batil[2][2]. Kata riba juga berarti bertumbuh menambah atau berlebih. Al-riba atau ar-rima makna asalnya ialah tambah tumbuh dan subur. Adapun pengertian tambah dalam konteks riba adalah tambahan uang atas modal yang diperoleh dengan cara yang tidak dibenarkan syara’, apakah tambahan itu berjumlah sedikit maupun berjumlah banyak seperti yang disyaratkan dalam Al-Qur’an. Riba sering diterjemahkan orang dalam bahasa inggris sebagai “usury” yang artinya “the act of lending money at an exorbitant or illegal rate of interest”  sementara para ulama’ fikih mendefinisikan riba dengan “ kelebihan harta dalam suatu muamalah dengan tidak ada imbalan atau gantinya”. Maksud dari pernyataan ini adalah tambahan terhadap modal uang yang timbul akibat transaksi utang piutang yang harus diberikan terutang kepada pemilik uang pada saat utang jatuh tempo[3][3].
A.     Jenis-Jenis Riba:
a.       Riba Qardh, Suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang disaratkan terhadap yang berhutang (Muqtaridh).
b.       Riba Jahiliyah, Utang dibayar lebih dari pokoknya, karena si peminjam tidak mampu membayar hutangnya pada waktu yang ditentukan.
c.       Riba fadhl, Pertukaran antar barang sejenis dengan kadar atau takaran yang berbeda, sedangkan barang yang dipertukarkan itu termasuk jenis barang ribawi.
       d.      Riba nasi’ah
e.      Penangguhan, penyerahan atau penerimaan jenis barang ribawi yang dipertukarkan dengan jenis barang ribawi lainya. Riba dalam nasi’ah muncul karena adanya perbedaan, perubahan atau tambahan antar yang diserahkan saat ini dengan yang diserahkan kemudian.

1.3 Memakan Harta Anak Yatim
Anak yatim adalah anak yang belum dewasa (mandiri) yang kehilangan dari salah satu dari kedua orangtuanya atau kedua-duanya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ يَأْكُلُونَ أَمْوَالَ الْيَتَامَى ظُلْمًا إِنَّمَا يَأْكُلُونَ فِي بُطُونِهِمْ نَارًا وَسَيَصْلَوْنَ سَعِيرًا
“Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)” (Q.S Annisa: 10)
وَلا تَقْرَبُوا مَالَ الْيَتِيمِ إِلا بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ حَتَّى يَبْلُغَ أَشُدَّهُ
“Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa” (Q.S Al-An’am : 152, dan Q.S Al-Israa’: 34)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَمَنْ كَانَ غَنِيًّا فَلْيَسْتَعْفِفْ وَمَنْ كَانَ فَقِيرًا فَلْيَأْكُلْ بِالْمَعْرُوفِ
“Barangsiapa (di antara pemelihara itu) mampu. maka hendaklah ia menahan diri (dari memakan harta anak yatim itu) dan barangsiapa miskin, maka bolehlah is makan harta itu dengan cara yang baik” (Q.S. An-Nisa’: 6)
Mengasuh anak yatim artinya mengurus segala kebutuhan dan kemaslahatannya; mulai dari urusan makan, pakaian, dan mengem-bangkan hartanya jika anak yatim itu memiliki harta. Sedangkan jika anak yatim itu tidak memiliki harta maka pengasuh anak yatim memberikan nafkah dan pakaian untuknya demi mengharapkan wajah Allah. Adapun maksud lafazh ‘baik masih kerabatnya atau bukan’ dalam hadits di atas adalah bahwa si pengasuh itu bisa jadi kakeknya, saudaranya, ibunya, pamannya, ayah tirinya, bibinya, atau pun kerabat-kerabat yang lain. Dan bisa juga orang lain yang tidak ada hubungan kekerabatan dengannya sama sekali.

1.4 Berkata Dusta
Dusta adalah memberitakan tidak sesuai dengan kebenaran, baik dengan ucapan lisan secara tegas maupun dengan isyarat seperti menggelengkan kepala atau mengangguk.Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam telah menyebutkan dusta sebagai salah satu tanda kemunafikan. Beliau bersabda yang artinya, “Tanda orang yang munafik ada tiga: jika berkata dia dusta, jika berjanji dia ingkari, dan jika diamanahi dia khianat.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Dusta yang Diperbolehkan & Tidak Diperbolehkan
Secara asalnya, semua dusta terlarang dalam Islam. Namun, sebagai agama pertengahan yang tidak berlebihan dan mengurang-ngurangi, Islam memiliki pengecualian dalam berdusta. Karena, terkadang berdusta dibutuhkan pada waktu-waktu tertentu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam memberikan keringanan untuk berdurta dalam tiga keadaan: untuk memperbaiki hubungan antara suami istri, memperbaiki hubungan antara dua orang, dan kebohongan dalam peperangan. Beliau shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
“Tidak halal berdusta kecuali pada tiga keadaan: seorang laki-laki berbicara kepada istrinya, dusta dalam peperangan, dan dusta untuk memperbaiki hubungan antara manusia.” (HR. At-Tirmidzi dari Asma’ binti Yazid radhiyallahu ‘anha, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullahu)
Para ulama sepakat bolehnya berdusta pada tiga keadaan ini.
Dusta dalam Bergurau
Lalu bagaimana dengan dusta untuk bergurau? Apakah termasuk yang dikecualikan? Jawabannya terkandung dalam sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam yang artinya,

“Celaka orang yang berbicara kemudian berdusta untuk membuat tertawa manusia, celakalah ia, celakalah ia.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi dari sahabat Mu’awiyah bin Haidah radhiyallahu ‘anhu, hadits ini hasan menurut Syaikh Al-Albani rahimahullahu)
Meninggallan berkata dusta meskipun hanya gurauan adalah kesempurnaan iman. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam pernah bersabda yang maknanya,
“Seorang hamba tidak beriman secara sempurna hingga dia meninggalkan dusta meskipun hanya bergurau.” (HR. Ahmad dan Ath-Thabarani, dari sahabat Abu Hurairah rahimahullahu, Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu mengatakan, “Derajat hadits ini shahih lighairih” di dalam kitab Shahih At-Targhib)
Dusta kepada Anak
Bagaimana dengan berdusta kepada seorang anak? Meskipun hanya berdusta kepada anak kecil agar datang kepadanxa, hal itu tidak diperbolehkan di dalam agama Islam. Rasul shallallahu ‘alaihi wassalam telah bersabda:
Barangsiapa mengatakan kepada seorang anak, ‘Kesini nak, aku beri kamu.’ Lalu dia tidak memberinya, maka ini adalah sebuah kedustaan.” (HR. Ahmad, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu)

Saturday, July 4, 2015

TEORI PERMINTAAN


A.TEORI PERMINTAAN
1.1. Pengertian Permintaan
Permintaan merupakan suatu harapan atau suatu keinginan. Sedangkan Permintaan dalam Ilmu Ekonomi Permintaan merupakan keinginan yang disertai kemampuan untuk membeli barang dan jasa pada berbagai tingkat harga dalam waktu tertentu. Oleh karena itu Permintaan ini berkaitan dengan tiga hal penting, yaitu: Jumlah barang yang diminta sebagai jumlahbarang yang diinginkan Keinginan tersebut didukung oleh kemampuan untuk membeli Jumlah barang yang diminta dalam satuan waktu, misalnya perhari, perminggu, perbulan, dan pertahun.
1.2. Faktor yang Mempengaruhi Permintaan
Secara umum, Faktor-faktor yang mempengruhi permintaan terhadap suatu jenis barang dipengaruhi oleh hal-hal berikut ini:
a.       Harga Barang itu Sendiri
b.      Harga Barang lain yang Bersubstansi
c.       Pendapatan Masyarakat
d.      Selera Masyarakat
e.       Jumlah Penduduk
f.       Ramalan Masa Depan
Dalam permintaan ada yang disebut dengan Fungsi Permintaan. Fungsi permintaan sesungguhnya menunjukan hubungan antara jumlah barang yang diminta Q, sebagai Variabel tidak bebas ( dependent variable) dan semua Variabel bebas ( independent variable) yang mempengaruhi besarnya variabel tidak bebeas tersebut. Funngsi permintaan dapat ditulis sebagai berikut:
Keterangan :
Q = Jumlah barang yang diminta
= Harga barang A
= Barang A
= Harga barang A – Z
Tingkat Pendapatan Konsumen
= Advertensi
= Jumlah penduduk
Apabila , I , T , dan N dianggap tetap
maka fungsi permintaan menjadi =F( )
1.3. Hukum Permintaan dan Kurva Permintaan
a. Hukum Permintaan
Hukum permintaan menyatakan bahwa : “Apabila harga suatu barang naik, jumlah barang yang diminta cendrung turun”. Adapun yang dimaksud dengan hal-hal lain adalah Variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi jumlah barang yang diminta selin harga barang yang bersangkutan. Contoh yang termasuk Variabel lain dalam hukum permintaan, yaitu :
Tingkat pendapatan konsumen
Selera konsumen
Harga barang lain
Jumlah penduduk
Advertesi
Dan variabel lain yang dianggap mempengaruhi
b. Kurva Permintaan
kurva Permintaan hanya menunjukan hubungan antara Variabel harga dan jumlah barang yang diminta dimana hubungan tersebut bersifat Negatif, yaitu Apabila harga barang naik, jumlah barang yang diminta cenderung turun dan Apabla harga barang turun, jumlah barang yang diminta cenderung naik. Contoh :disi Harga per(kg) Rp Jumlah barang yang diminta ton Per hari
3000,00 250
3500,00 2000
4000,00 175
4500,00 100
Berikut ini adalah cara menggambarkan persamaan fungsi permintaan Diketahui fungsi permintaan =200-10P ingat lereng(b) pada kurva permintaan harus negative sehingga nilai b pada persamaan
=200-10P Adalah -10
Jawab
=200-10P
=0 Maka = 200-10P
0 = 200-10P
10P= 200-0
P = =20
JADI P = 20
Jika P=0 Maka =200-10P
=200-10(0)
=200
JADI =200
B. Teori Penawaran
2.1. Pengertian dan Determinan PenawaranDalam Ilmu Ekonomi, penawaran diartikan sebagai jumlah barang da jasa yang dipaosok oleh Produsen kepasar (konsumen) baik berupa barang maupun jasa pada berbagai tingkat harga dalam periode waktu tertentu Determinan – determinan dasar penawaran
Harga barang itu sendiri
Harga barang yang bersubstansi
Biaya produksi
Tingkat teknologi yang digunakan
Tujuan perusahaan
Pemikiran mengenai naik atau turunnya harga dimasa yang akan dating Jumlah penjual dipasar
2.3. Hukum Penawaran
Hukum penawaran adalah suatu pernyataan yang menjelaskan sifat perkaitan diantara harga suatu barang dan jumlah barang tersebut ditawarkan para penjual. Hukum penawaran pada dasarnya mengatakan bahwa “Makin tinggi harga suatu barang, jumlah barang yang diminta cenderung banyak Begitupun sebaliknya. Hukum enawaran ini menghasilkan kurva penawaran. Kurva penawaran dapat didefinisikan sebagai suatu kurva yang menunjukan perkaitan antara harga suatu barang tertentu dan jumlah barang tersebut yang ditawarkan.
2.3. Fungsi Penawaran
Secara umum fungsi penawaran dapatditulis sebagai berikut
Keterangan:
z
I = Jumlah faktor produksi (input) yang tersedia
F = Keadaan Alam
X = Pajak
T = Teknologi
Dalam fungsi penawaran tampak merupakan Variabel tidak bebas sedangkan Variabel-variabel lainnya seperti ,I,F,X,T merupakan Variabel-variabel bebas. Artinya kalau salah satu atau beberapadari variabel bebas berubah. Variabel tidak bebasnya pula akan ikut berubah. Jika variabel lain (bukan harga barang bersangkutan) berubah maka kurva penawaran akan bergeser kekiri atau kekanan. Jadi apabila harga barang setinggi jumlah barang yang ditawarkan sebesar apabila harga barang naik menjadi maka jumlah barang yang ditawarkan juga menjadi .
2.4. Persamaan Fungsi Penawaran
Kurva penawaran merupakan kurva yang menunjukan hubungan antara jumlah barang yang ditawrakan dan harga yang bersangkutan. Hubungan tersebut dapat ditulis dalam bentuk persamaan sebagai berikut :
Keterangan
=jumlah barang yang ditawarkan
P = Harga
Jika harga barang naik, jumlsh barang yang ditawarkan juga cenderung naik. Jika dirumuskan
dalam bentuk persamaan linier.

Wednesday, July 1, 2015

makalah islam memasuki abab ke 21


BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Salah satu karakter Islam adalah sifatnya yang dinamis. Hal tersebut tampak dari keluasan ajaran-ajarannya yang dapat dipakai oleh siapa pun, di mana pun, dan kapan pun.  Secara historis, Islam pada mulanya memang  turun di masyarakat Arab. Namun demikian pada dasarnya Islam bukanlah untuk masyarakat Arab saja, akan tetapi Islam turun untuk memberi pencerahan bagi seluruh alam hingga hari kiamat. Berkenaan dengan hal tersebut, timbul permasalahan karena setting masyarakat selalu berbeda dari satu waktu ke waktu yng lain. Sedangkan Islam dituntut untuk dapat selalu up to date dengan setiap masyarakat yang ada. Dengan demikian diperlukan adanya reinterpretasi terhadap sumber-sumber ajaran Islam agar dapat didialogkan dengan setiap masyarakat yang dihadapinya.
Di Indonesia, Islam kembali menemukan momentum untuk bangkit setelah Soeharto lengser dari kedudukannya. Para intelektual Islam menggunakan momen keterbukaan yang ada untuk mendirikan partai-partai politik, ormas, publikasi media, dan organisasi-organisasi payung untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Perkembangan Islam di Indonesia mengalami kemajuan yang lebih cepat daripada masa sebelumnya. Dinamisasi Islam yang terjadi tidak dapat dilepaskan dari munculnya para intelektual muda yang mengenyam pendidikan barat. Sepulang dari barat, mereka berusaha menerjemahkan pemikirannya dalam alam Indonesia yang majemuk.
Dalam menganalisa dinamika dan perkembangan Islam di setiap tahap perkembangannya, kita tidak boleh mengacuhkan kebenaran bahwa setiap dimanmika selalu berhubungan dan dipengaruhi oleh dinamika sebelumnya. Uraian tentang perkembangan Islam pada Abad 21 merupakan rangkaian sejarah yang tidak akan terlepas dari perkembangan Islam pada abad-abad sebelumnya, abad yang sering dinamakan dengan modernisasi, pembaharuan dan sebagainya. Artinya rantai sejarah adalah mutlak mempengaruhi dinamika suatu hal termasuk Islam.
                                                                                                                             
Bila kita melihat sekilas kembali kepada masa-masa keemasan Islam, kita akan melihat bahwa hal tersebut merupakan dampak dari sejarah yang terjadi pada masa sebelumnya. Hal serupa juga terjadi ketika Islam mengalami keterpurukan, keterbelakangan pengetahuan, mobilitas dan moral ketika masyarakat-masyarakat muslim di negara-negara Asia dijajah oleh negara-negara Barat.

Apa yang terjadi dalam pada Islam pada abad 21 merupakan dampak dari segala hal yang sangat komplek yang terjadi pada abad sebelumnya. Munculnya isu-isu sekularisme, terorisme dan sebagainya yang ramai diperbincangkan pada abad 21 merupakan rangkaian peristiwa yang tidak bisa dilihat dari abad 21 saja. Artinya apa yang terjadi pada abad 21 merupakan rangkaian peristiwa yang tidak bisa dilepaskan dari abad-abad sebelumnya. Namun demikian, adalah menarik untuk mengkaji dinamika Islam pada abad 21. Makalah ini akan mencoba mengupas dinamika dan perkembangan Islam pada abad 21.
                                                                                                                        
B.     RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut
1.      Bagaimana perkembangan umat islam di abad 21?
2.      Bagaimana ketergantungan hubungan umat islam dengan barat?
3.      Apa dampak yang terejadi terjadi dengan memsuki abad ke 21?

C.    TUJUAN PENELUSIAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas bahwa tujuan penyusunan makalah ini sebagai berikut
1.      Untuk mengetahui perkembangan umat islam pada abad 21
2.      Menelusuri tentang ketergantungan hubungan umat islam terhadap barat
3.      Untuk mengehttuhui dampak dari perkembangan  zaman.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Islam dan Isu Globalisasi.
Secara tekstual sejak 14 abad yang lalu Alquran telah menegaskan bahwa Islam adalah ajaran universal, dimana misi serta klaim kebenaran ajarannya melampaui batas-batas suku, etnis, bangsa dan bahasa. Oleh karenanya tidaklah mengherankan jika berbagai seruan Alquran banyak sekali menggunakan ungkapan yang berciri kosmopolitanisme ataupun globalisme. Misalnya saja banyak firman Allah yang memulai seruan-Nya dengan ungkapan "Wahai manusia...." Lebih dari itu, karena Islam kita yakini sebagai agama penutup, maka secara instrinsik jangkauan dakwah Islam mestilah mendunia, bukannya agama suku, rasial dan parokhial sebagaimana agama-agama terdahulu yang hanya dialamatkan pada suatu kaum tertentu.
Secara historis-sosiologis, baru abad sekarang ini umat Islam semakin sadar bahwa Islam benar-benar tertantang memasuki panggung dakwah dan percaturan politik yang berskala global, yang antara lain disebabkan oleh revolusi teknologi transportasi dan informatika serta komunikasi. Ketika sistem informasi dibantu dengan satelit, maka planet bumi seakan menjadi kecil. Barangkali hampir seluruh sudut bumi ini, dapat dipotret oleh manusia dan dalam waktu yang bersamaaan gambar dan berbagai penjelasan detailnya bisa disebarluaskan ke seluruh penjuru dunia.
Masyarakat muslim ternyata keteteran menghadapi globalisasi yang dicanangkan oleh negara-negara Barat. Masyarakat Muslim secara keseluruhan tidak bisa mengimbangi laju budaya, informasi, politik dan ekonomi yang dibawa oleh globalisasi.
Masyarakat-masyarakat Muslim pada abad 21 mengalami keterpurukan bila dibandingkan dengan masyarakat-masyarakat lainya. Ketinggalan-ketinggalan ini merupakan akibat dari perkembangan masyarakat yang tidak dinamis-sekali lagi kejumudan pergerakan itu tentu saja merupakan dampak dari berbagai hal yang terjadi pada masa sebelumnya-, tidak mampu berkompetisi dengan masyarakat lainnya.
Globalisasi yang selalu berkonotasi informasi menguasai segala bentuk kehidupan masyarakat dunia, baik kebudayaan, politik dan ekonomi. Ketika Yahudi memasuki jalur Gaza dan mendirikan pemukiman di tanah Palestina, media informasi yang berbasis di Amerika dan negara Eropa lainnya tidak meyebutnya sebagai teoris. Terjadi kepincangan informasi dalam abad globalisasi yang menyudutkan masyarakat Muslim.
Kepincangan informasi yang terjadi pada abad globalisasi merupakan ketidak mampuan masyarakat muslim bersaing dengan masyarakat Barat dalam teknologi informasi. Ketika pusat-pusat pendidikan teknologi di Barat terus berkembang, pusat pendidikan Islam di Timur Tengah dan di tempat lainnya masih berkutat dengan sejarah, pemikiran tokoh-tokoh terdahulu, perdebatan tentang kehendak tuhan dan manusia, perdebatan tentang akal pertama hingga ke-sepuluh, sistem pendidikan pada masa Abbasiyah dan sebagainya yang menunjukkan bahwa masyarakat muslim hanya mampu bercerita zaman keemasan tanpa bisa bersaing secara praktis di dunia nyata.
Jika kita ikuti berbagi jurnal, buku dan komentar para pakar politik dan kebudayaan, setelah berakhirnya Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet, perhatian Barat terhadap Islam kelihatan semakin meningkat, baik dalam kontrol positif maupun negatif. Para pengamat politik internasional, di antara yang paling vokal adalah Samuel P Huntington, mengatakan bahwa kini kontak yang intens antara Barat dan Islam muncul kembali dan sisa-sisa benturan masa lalu ternyata masih laten. Tentu saja pernyataan ini perlu dikaji ulang. Namun yang pasti adanya kebangkitan dunia Islam dan kekhawatiran Barat terhadap dunia Islam merupakan kenyataan yang sulit di ingkari.

B.     Dinamisasi Islam di Indonesia di Awal Abad ke-21
Fakta bahwa Islam bukanlah penyebab kemunduran umat muslim bukan berarti meniadakan perlunya reformasi pemahaman Islam dewasa ini. Penekanan Islam pada aspek keadilan, persaudaraan, dan toleransi serasa semakin melemah  di berbagai belahan masyarakat muslim, demikian halnya penekanan pada aspek pembangunan karakter. Reformasi pemahaman Islam bisa dilakukan melalui jalan dialog. Peran pemerintah dalam hal ini seharusnya adalah hanya terbatas pada penciptaan iklim yang kondusif bagi proses dialog. Hal ini akan menciptakan hubungan baik antara pemerintah dan ulama serta rakyat Sayangnya, wacana toleransi antar umat beragama yang dikawal secara rapi semasa kekuasaan Orde Baru ternyata tidak mengakar pada masyarakat, karena tampaknya pendekatan yang digunakan pada masa itu lebih bersifat politik. Jadi, toleransi dan kehidupan harmonis yang dikonstruksi pada masa  itu tidak mengakar dan menjadi kesadaran struktural tetapi lebih dilakukan sebagai keharusan karena ada kontrol dan tekanan dari alat-alat kekuasaan negara
Meskipun tidak dapat dipungkiri adanya peningkatan kemunculan kelompok-kelompok radikal di Indonesia, Selain itu, gaung kampanye nilai-nilai Islam yang substantif seperti pembasmian korupsi dan pembelaan terhadap kaum miskin menyebar ke seluruh pelosok tanah air. Hal tersebut menunjukkan bahwa kaum Muslim di Indonesia tidak ragu dalam menerima dan menyerap nilai-nilai demokrasi  yang sudah sejak lama diperjuangkan  tidak hanya oleh para pendiri bangsa tapi juga organisasi Islam yang terus menggagas Islam yang kontekstual, yaitu yang mampu merespon secara positif persoalan masa kini.
Islam di Indonesia mempunyai karakteristik yang berbeda dengan Islam Timur Tengah. Sejak awal kedatangannya, Islam di Indonesia mengalami proses akulturasi dengan kepercayaan purba, pra Islam, dan sosio-kultural setempat. Sejak abad ke-17 para intelektual Muslim telah menanamkan benih-benih Islam progresif atau yang sekarang sering disebut Islam kontekstual (moderat). Hal yang juga tidak kalah penting adalah Islam di Indonesia tidak terbelenggu oleh romantisme kejayaan masa silam.

C.    Dinamika Sosial Islam
1.      Agama
Berbicara tentang dinamika keagamaan yang muncul dan mencuat dalam masyarakat muslim khususnya di Indonesia, kita tidak bisa mengindahkan fenomena-fenomena munculnya nabi-nabi palsu. Fenomena-fenomena kemunculan oknum yang mengaku dirinya sebagai nabi sampai saat ini hanya terdengar di Indonesia. Orang Indonesia yg mengaku dirinya sebagai nabi adalah sebagai berikut:
a.       Ali Taetang, berasal dari Banggai pada tahun 1956 ali taetang mendirikan aliran alian Imamullah. Aliran ini didirikan Haji Ali Taetang Likabu di Dusun Sampekonan, Kecamatan Liang, Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah. Tak ada data pasti jumlah pengikutnya tetapi diduga ribuan orang menjadi anggotanya dan tersebar di seluruh Indonesia. Sebelumnya di daerah ini masyarakat menganut animisme, dinamisme, dan mistik. Secara umum ajaran Alian Imamullah sama dengan Islam tetapi paham ini mempunyai dua penyimpangan pokok yakni kepercayaan terbukanya pintu kenabian setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW sehingga Ali Taetang menyebut diri nabi. Kedua, dia mengubah syahadat rasul.
b.      Zikrullah Aulia Allah, berasal dari Sulawesi Tengah. Zikrullah Anak kedua dari istri kedua Taetang ini mengaku mendapat wahyu tentang kenabian melalui mimpi. Aliran Zikrullah Aulia Allah baru berdiri pada 29 Agustus 2004 lalu. Aliran ini merupakan versi terbaru dari aliran Alian Imamullah yang didirikan ayahnya, Ali Taetang Likabu pada 1970-an. Pada saat pendirian aliran itu, Zikrullah mengumumkan kenabiannya di atas mimbar Masjid Barokah, Dusun Sampekonan, Desa Labibi, Kecamatan Liang, Kabupaten Banggai Kepulauan. Saat itu, Zikrullah mengaku telah diangkat Allah menjadi nabi meneruskan almarhum ayahnya Ali Taetang Likabu yang juga mengaku sebagai nabi.
c.       Dedi Mulyana alias Eyang Ended, berasal dari Banten. Nabi palsu ini sebenarnya malah dukun cabul. ajaran eyang model ajaran agama yang memastikan tentang kiamat dan membolehkan seks bebas.
d.      Lia Eden,dengan sekte kerajaan Tuhan berasal dari Jakarta. Lia yang pintar menggubah puisi mengaku mendapat wahyu dari malaikat Jibril.
e.       Ahmad Moshaddeq berasal dari Jakarta mengaku dirinya mendapat perintah dari Allah untuk menyatakan kerasulannya dan memurnikan ajaran Musa, Isa dan Muhammad atau Din Al-Islam melalui mimpi setelah bertapa selama 40 hari 40 malam di salah satu villanya di Gunung Bunder, Bogor pada 23 Juli 2006.
Fenomena-fenomena munculnya nabi palsu ini menunjukkan betapa terbelakangnya pengetahuan keagamaan umat Islam. Selain itu, fenomena ini juga menunjukkan adanya kerinduan tokoh sentral dalam Islam yang mampu membawa perubahan yang signifikan bagi kehidupan ummat Muslim. Selain fenomena nabi palsu, pertikaian aliran-aliran dalam Islam juga masih sering terjadi. Di Iran, kontak fisik antara penganut Syi’ah dan Sunni masih terdengar di berita hingga sekarang ini.

2.      Ketegangan Hubungan Islam dan Barat.
Ketika kita mencermati keseluruhan sisi konfrontasi antara Islam dan Kristen pada Abad pertengahan, menjadi jelas buat kita bahwa pengaruh Islam atas dunia Kristen Eropa lebih besar ketimbang yang selama ini kita sadari. Bersama-sama Islam, Eropa barat tidak saja menikmati produk-produk material dan temuan-temuan teknologi: Islam bukan saja mendorong tumbuhnya intelektualisme Eropa, dalam lapangan-lapangan ilmu pengetahuan dan filsafat. Di samping itu Islam telah mendorong Eropa untuk membentuk citra baru mengenai dirinya sendiri.
Walaupun mempunyai akar teologis yang sama dan terjadi interaksi selama berabad-abad, hubungan Islam dengan Barat seringkali ditandai dengan saling tidak tahu, saling memberi stereotype, menghina dan konflik.
Ketegangan yang paling menonjol dan mempunyai dampak yang berlarut-larut bagi hubungan Islam-Barat adalah Perang Salib. Bagi kaum Muslim misalnya, kenangan mengenai Perang Salib itu tetap hidup dan menjadi representasi Kristen militan yang menendai awal agresi dan imperialisme Barat Kristen, kenangan yang hidup akan permusuhan awal Kristen terhadap Islam.
Ketegangan hubungan ini kemudian diperparah oleh situasi konflik di kawasan Timur Tengah. Dalam pertikaian antara negara-negara Arab melawan Israel pada tahun 1968, Barat secara kasatmata memberikan dukungan terhadap Israel, suatu langkah yang semakin menumbuhkan kebencian Arab (Islam) terhadap Barat.
Di sisi lain, masih banyak juga kalangan umat Islam yang beranggapan bahwa sampai saat ini Perang Salib belum berakhir. Perang yang dilakukan negara-negara Barat melawan Irak, kekerasan yang dilakukan pada kaum muslim di Bosnia dan Chechnya, penerapan sanksi terhadap Libya, memberikan kesan yang kuat pada umat Islam bahwa Perang Salib masih berlangsung.
Karena itu, Presiden AS, George Walker Bush, pun -entah disengaja atau tidak, atau lantaran merespon pernyataan Osama--menyatakan bahwa perang melawan teroris merupakan crusades (Perang Salib).
Pandangan serta sentimen negatif antara kedua pihak menyebabkan rasa permusuhan yang terpendam. Implikasi dari kondisi semacam ini akan melahirkan prasangka buruk yang sering menjadi hambatan bagi perbaikan hubungan di antara keduanya.
Meskipun agama Islam menurut Al-Quran mengajarkan tentang dirinya sebagai kelanjutan dan perkembangan agama Kristen, kaum Kristen tidak dapat menerima, dan tetap memandang Islam sebagai agama baru dan tampil sebagai tantangan kepada Kristen. Demikian juga sbaliknya, meskipun Kristen juga Yahudi disebut dalam Al-Quran sebagai “Ahli Kitab” yang memeluk agama nabi-nabi terdahulu, umat Islam menganggap kedua agama itu telah diselewengkan dan sudah jauh dari perspektif agama yang hanif sebagaimana disebutkan Al-Quran.
Kekalahan politik umat Islam yang berdampak pada hubungan Islam-Barat yang tak seimbang, telah mendatangkan blessing in disguise (rahmat terselubung) berupa tumbuhnya kesadaran untuk kembali mengembangkan agamanya melalui pengembangan budaya dan ilmu pengetahun. Maka belakangan ini telah muncul pusat-pusat Islam di berbagai negara-negara Barat.
Pusat-pusat Islam, ditambah migrasi sejumlah kaum Muslim ke negara-negara Barat, dalam beberapa tahun terakhir, telah mendorong tumbuhnya populasi Islam di berbagai negara Eropa sehingga Islam sudah berkembang menjadi agama terbesar kedua setelah Kristen dan menjadi agama dengan kemungkinan perkembangan terbesar. Di negeri Belanda yang berpenduduk sekitar 15 juta jiwa, misalnya, dalam waktu 10 tahun ke depan diperkirakan jumlah kaum Muslim sudah akan menyamai jumlah penganut agama Kristen.
Perkembangan positif dari populasi Islam ini, telah memunculkan upaya-upaya dialog yang konstruktif antara Islam dan Barat. Di negara-negara Eropa, dan juga di Amerika, dialog antara Islam dan Barat terus bergulir dalam berbagai format. Substansinya tetap, mencari titik-titik temu di antara dua peradaban besar itu, agar para pendukungnya dapat terus bergandengan tangan dan bekerja sama untuk meraih masa depan yang lebih cemerlang.
Baik Islam maupun Barat tampaknya sudah menyadari bahwa ekspansi militer, sebagaimana yang dilakukan imperium Islam pada abad pertengahan, dan oleh Barat terhadap negeri-negeri Muslim pada abad ke-19 dan ke-20, telah mewariskan dendam kesumat yang berkepanjangan. Dan, bangsa-bangsa Barat sekarang ini, tentunya tak mau negeri-negeri mereka yang makmur kembali bersimbah darah gara-gara perang bernuansa ras dan agama, seperti yang kini masih terjadi di berbagai tempat lain di dunia, termasuk di Indonesia.
.
3.      Pendidikan
Adalah susah untuk menjelaskan bagaimana dinamika pendidikan Islam berkembang pada abad 21, kecuali hanya sebatas opini-opini, karena abad 21 memang baru saja dimulai. Kita hanya bisa memperkirakan bagaimana dinamika pendidikan Islam nantinya.
Namun dapat dikatakan bahwa apabila pendidikan Islam hanya berkutat pada masalah romatisme kemenangan Islam pada masa lampau, maka masyarakat muslim pada abad 21 tidak akan jauh berbeda kondisinya dengan kondisi satu hingga dua abad silam. Di lingkaran pendidikan Islam, kita sering mendapatkan kajian tentang bagaimana konstribusi Islam atas kejaan Barat, tanpa memikirkan bagaimana sebaliknya. Pendidikan Islam-layaknya sekarang ini-akan bercorak pendidikan masyarakat yang lebih maju seperti pada masyarakat Eropa.
                           
4.      Masyarakat Sosial dan Budaya
Salah satu akibat dari globalisasi adalah interaksi budaya. Pertukaran budaya yang dibatasi oleh batas-batas negara merupakan salah satu aspek yang sering dan bahkan lazim dalam hubungan dua kebudyaan yang berbeda. Pada abad ke-20, Media massa secara sederhana telah menjadi alat imperialisme kultural, yang sebelumnya dilakukan melalui interaksi perorangan seperti melalui perdagangan, missi relijius, misi diplomatis dan perdagangan, penaklukan, pembelian teroterial dan pemberian hadiah, juga akan membawa kultur dominan kepada kultur minoritas di daerah tersebut.
Dengan melihat ke belakang, seperti pada awal tahun 1972, diadakanlah conferrensi Unesco yang merupakan bentuk perhatian dalam hal dominasi media Barat dalam membentuk opini dunia. Kemampuan media massa untuk diserap oleh masyarakat merupakan salah satu bentuk hegemoni Barat di masa lalu, hal ini diidentifikasi sebagai sumber utama dominasi kultural Barat atas Timur yang ini kemudian mengkibatkan munculnya detoriorasi nilai kebudaayaan dalam masyarakat dunia dunia ke-tiga.
Maraknya sajian-sajian budaya dan gaya hidup yang disajikan kepada masyarakat muslim menyebabkan masyarakat Muslim pada abad 21 seolah kehilangan identitas kebudayaannya. Media massa internasional yang berhasil menyentuh masyarakat-masyarakat di lain benua tidak hanya menyajikan politik akan tetapi juga gaya hidup dan kebudayaan.
Pengaruh kebudayaan Barat terhadap Islam tidak terbatas kepada kelompok-kelompok khusus masyarakat akan tetapi semua lapisan, akademis, ulama, anak-anak, remaja maupun dewasa, dalam hal berkomunikasi, bertindak, berpakaian dan berpikir.
Di dalam tataran masyarakat, identitas kebudayaan Islam dikalahkan oleh identitas kebudayaan Barat. Konten-konten kebudayaan Islami nampaknya hanya bisa bertahan dalam tingkat kehidupan personal masyarakat Muslim atau paling tidak di dalam keluarga.Kebudayaan keTimuran yang sering dikatakan sebagai kebudayaan Islam tidak mampu bersaing dan bertahan di dalam diri masyarakat muslim.


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kajian menarik dinamika perkembangan  Umat Islam abad 21 terfokus kepada beberapa isu yang mencuat dalam Islam dan di luar kalangan Islam yang terkait dengannya, seperti isu terorisme, ketegangan hubungan antara Islam dengan Barat, dominasi Barat atas Islam dalam ekonomi, politik dan kebudayaan. Isu penting lainnya yang menjadi sorotan pemerhati perkembangan Islam khususnya dalam hubungannya dengan Barat adalah media informasi yang menjadi sarana dan perluasan ide-ide dan kebudayaan Barat. 
Tampaknya,Umat  Islam harus berusaha keras untuk bisa menghadapi abad 21 yang penuh dengan tantangan teknologi dan informasi global yang mengalir tidak seimbang. Kegagalan ummat muslim dalam berkompetisi dengan masyarakat lainnya merupakan dampak dari stagnasi pemikiran dan pergerakan Islam pada abad-abad sebelumnya

B.     Saran
Saya sadar bahwa dari mulai proses penyusunan makalah sampai berwujud makalah seperti ini terdapat banyak sekali kekurangan baik yang tekstual maupun kontekstual. Dari itu kami sangat mengharapkan partisipasi dari teman-teman atau pembaca, dengan memberikan saran dan kritik terhadap kekurangan saya. Tentunya hal tersebut sangat berguna bagi saya dalam meningkatkan pengetahuan saya. Dan saya ucapkan terimakasih.